Jumat, 18 Maret 2016

Siswa OSIS SMK N 1 Rembang, Dinas Kesehatan, dan Pihak-Pihak terkait menggelar aksi peringatan hari HIV/ AIDS sedunia.

SMK N 1 Rembang – Pada acara memperingati peringatan Hari HIV/AIDS Sedunia. OSIS SMK Negeri 1 Rembang berpartisipasi untuk mensosialisasikan betapa pentingnya menghindari Virus HIV/AIDS yang hingga sampai sekarang belum ada satupun obat yang mampu menjanjikan kesembuhan bagi penyakit ini.
Dalam rangka peringatan Hari HIV/AIDS sedunia tiap tanggal 1 Desember, SMKN 1 Rembang menggelar aneka kegiatan diantaranya sosialisasi, membagikan pamflet dan stiker serta bunga kepada pengguna jalan. Pada kegatan ini ikut terlibat KPAD, Dinas Kesehatan dan Komisi D DPRD Rembang.
Anggota DPRD  disela kesibukannya ia ikut serta pada aksi simpatik mengatakan  memberikan apresiasi tinggi kepada siswa OSIS SMKN 1 Rembang selaku penggagas kegiatan peduli Hari HIV/AIDS Sedunia, bahkan nilai lebih diberikan lantaran justru dilakukan oleh siswa SMK yang selama ini identik dengan tawuran. Inisiatif baik ini wajib digalakkan dan kedepan dilakukan lebih banyak sekolah sebagai bentuk kepedulian kepada sesama.
Disinggung salah satu indikator penularan HIV/AIDS dari kalangan pekerja seks dan saat ini keberadaan warung kopi di Rembang yang menjadi ajang prostitusi terselubung, Henry sebutkan tidak bisa serta merta menutup paksa karena harus butuh pertimbangan serius. Langkah yang bisa diambil untuk sementara yakni pembatasan  jumlahnya dan dilakukan pengawasan serta pemeriksaan darah secara berkala terhadap pekerja di warung-warung tersebut untuk mengecek kesehatan mereka.


Para siswa OSIS SMK N 1 Rembang berjalan dari sekolah menuju Pasar Pentungan dengan membawa Banner dan juga bernyanyi Mars SMK N1 Rembang.

Ditambahkan, kedepan penanganan HIV/AIDS harus komperhensif dan tak bisa lagi dilakukan secara parsial oleh masing-masing institusi seperti saat ini, semua stakeholder harus bersinergi dalam mengadakan aksi meminimalisir jumlah penderita termasuk langkah penanganan terhadap warga yang positif mengidap HIV/AIDS.
Ditegaskan bahwa belum adanya peraturan daerah (Perda) HIV/AIDS yang dimiliki oleh pemda Rembang sehingga mendesak diterbitkan dan salah satu klausul yang dimuat tentunya mengatur larangan berdirinya tempat usaha yang secara terselubung dimanfaatkan sebagai ajang prostitusi terselubung.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan setempat Ali Syofii menerangkan pada peringatan hari Aids sedunia antara lain diisi mengadakan sosialisasi kepada siswa SMK, aksi simpatik dan diakhiri dengan pemeriksaan darah kelompok beresiko khususnya pekerja di sejumlah warung remang-remang di kawasan Kecamatan Lasem, namun hasilnya sifatnya rahasia dan tidak akan dipublikasikan.


Anggota OSIS SMK N 1 Rembang membagikan Pamflet, Sticker, dan Bunga kepada pengguna jalan yang melewati  Pasar Pentungan.

Sambung Ali Syofii saat ini di Rembang telah terbentuk paguyuban orang dengan hiv-aids bernama Sasono Surya sebagai wahana berbagi perhatian antar penderita dan terjun langsung dalam pengobatan penderita. Salah satu dampak positif dari terbentuknya lembaga tersebut yakni memfasilitasi pengambilan obat dan menghantar ke kediaman seorang penderita manakala kesehatannya tidak mmemungkinkan untuk pergi sendiri.
Ditambahkan, dari pendataan kurun waktu setahun belakangan diketahui penderita baru berasal dari Kecamartan Sale dan Lasem. Adapun komulasi warga terjangkit HIV/AIDS sejak 2004 sampai Oktober 2014 telah mencapai 190 orang, dimana 97 penderita telah meninggal dan sisanya terus diawasi secara ketat agar tidak menyebar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar