Siswa
OSIS SMK N 1 Rembang, Anggota Dewan, Dan Dinas Kesehatan menggelar aksi
simpatik kepada warga sekitar.
SMK
N 1 Rembang – Pada acara memperingati peringatan
Hari HIV/AIDS Sedunia. OSIS SMK Negeri 1 Rembang berpartisipasi untuk
mensosialisasikan betapa pentingnya menghindari Virus HIV/AIDS yang hingga
sampai sekarang belum ada satupun obat yang mampu menjanjikan kesembuhan penyakit
tersebut. Solusi
yang dinilai tepat untuk menekan dan mengeliminir jumlah penderita yakni dengan
diterbitkan peraturan daerah (Perda) sebagai pijakan penanganan eksplisit
Dalam
rangka peringatan Hari HIV/AIDS sedunia tiap tanggal 1 Desember, SMKN 1 Rembang
menggelar aneka kegiatan diantaranya sosialisasi, pemberian tali asih kepada
orang dengan hiv-aids (odha) dan aksi simpatik membagikan pamflet dan stiker
serta bunga kepada pengguna jalan. Pada kegatan ini ikut terlibat KPAD, Dinas
Kesehatan dan Komisi D DPRD Rembang.
Ketua
Komisi D Henry Purwoko disela keikut sertannya pada aksi simpatik mengatakan
dewan memberikan apresiasi tinggi kepada siswa OSIS SMKN 1 Rembang selaku penggagas
kegiatan peduli Hari HIV/AIDS Sedunia, bahkan nilai lebih diberikan lantaran
justru dilakukan oleh siswa SMK yang selama ini identik dengan tawuran.
Inisiatif baik ini wajib digalakkan dan kedepan dilakukan lebih banyak sekolah
sebagai bentuk kepedulian kepada sesama.
Disinggung
salah satu indikator penularan HIV/AIDS dari kalangan pekerja seks dan saat ini
keberadaan warung di Rembang yang menjadi ajang prostitusi terselubung, Henry
sebutkan tidak bisa serta merta menutup paksa karena harus butuh pertimbangan
serius. Langkah yang bisa diambil untuk sementara yakni pembatasan jumlahnya
dan dilakukan pengawasan serta pemeriksaan darah secara berkala terhadap
pekerja di warung-warung tersebut untuk mengecek kesehatan mereka.
Para siswa OSIS SMK N 1 Rembang
berjalan dari sekolah menuju Pasar Pentungan dan Desa Tasik Agung dengan
membawa Banner dan juga bernyanyi Mars SMK N1 Rembang.
Ditambahkan,
kedepan penanganan HIV/AIDS harus komperhensif dan tak bisa lagi dilakukan
secara parsial oleh masing-masing institusi seperti saat ini, semua stakeholder
harus bersinergi dalam mengadakan aksi meminimalisir jumlah penderita termasuk
langkah penanganan terhadap warga yang positif mengidap HIV/AIDS.
Ditegaskan
bahwa belum adanya peraturan daerah (Perda) HIV/AIDS yang dimiliki oleh pemda
Rembang sehingga mendesak diterbitkan dan salah satu klausul yang dimuat
tentunya mengatur larangan berdirinya tempat usaha yang secara terselubung
dimanfaatkan sebagai ajang prostitusi terselubung.
Terpisah,
Kepala Dinas Kesehatan setempat Ali Syofii menerangkan pada peringatan hari
Aids sedunia antara lain diisi mengadakan sosialisasi kepada siswa SMK, aksi
simpatik dan diakhiri dengan pemeriksaan darah kelompok beresiko khususnya
pekerja di sejumlah warung remang-remang di kawasan Kecamatan Lasem, namun
hasilnya sifatnya rahasia dan tidak akan dipublikasikan.
Anggota OSIS SMK N 1 Rembang
membagikan Pamflet, Sticker, dan Bunga kepada pengguna jalan yang melewati Pasar Pentungan.
Sambung
Ali Syofii saat ini di Rembang telah terbentuk paguyuban orang dengan hiv-aids
bernama Sasono Surya sebagai wahana berbagi perhatian antar penderita dan
terjun langsung dalam pengobatan penderita. Salah satu dampak positif dari
terbentuknya lembaga tersebut yakni memfasilitasi pengambilan obat dan
menghantar ke kediaman seorang penderita manakala kesehatannya tidak mmemungkinkan
untuk pergi sendiri.
Ditambahkan,
dari pendataan kurun waktu setahun belakangan diketahui penderita baru berasal
dari Kecamartan Sale dan Lasem. Adapun komulasi warga terjangkit HIV/AIDS sejak
2004 sampai Oktober 2014 telah mencapai 190 orang, dimana 97 penderita telah
meninggal dan sisanya terus diawasi secara ketat agar tidak menyebar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar